QQ289 - SITUS ONLINE TERPERCAYA 

Bayi laki-laki dari pasangan suami istri M Thabrani (52) dan Siti Maulia (37) asal Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diduga telah tertukar. Kasus bayi tertukar ini diduga terjadi di Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kemang, Kabupaten Bogor, setelah sang ibu melahirkan secara sesar pada 18 Juli 2022. 

Kuasa hukum Siti, Rusdy Ridho mengatakan, kala itu, kliennya kaget melihat gelang atau label nama yang dipakai tidak sesuai. "Kejadiannya setahun lalu, jadi ketika hari kedua dikasih bayinya itu sudah ada kecurigaan. Secara psikologis seorang ibu ya, kok pas menyusui bayinya berbeda dengan hari pertama," ujarnya

Siti mengaku, peristiwa bermula saat dirinya melahirkan anak keempat secara sesar di Rumah Sakit Sentosa. Bayi sehat itu kemudian digendong dan diberi ASI serta kebutuhan lainnya.

Sehari kemudian, pada 19 Juli 2022 malam, bayi tersebut dibawa suster untuk diberikan perawatan ke ruangan khusus bayi.

Paginya, pada 20 Juli, saat si bayi hendak digendong dan disusui, Siti merasakan kejanggalan dan kecurigaan lantaran terasa berbeda.

"Terus Rabu pagi jam 06.00 itu saya merasa bayi berbeda pas digendong, dari bajunya yang awalnya kuning kok jadi pink. Dari fisik, muka, rambut, dan kulit berbeda. Kalau yang bayi saya rambutnya tipis, enggak tebel," ungkapnya. 

Sebagai seorang ibu, Siti sebenarnya gelisah dan bertanya-tanya tentang bayi biologis yang sesungguhnya. Namun, karena tidak ingin memperpanjang masalah, Siti dan Thabrani yang dipanggil ke ruangan segera mengurus administrasi. 

Setelah tiga hari dalam perawatan, Siti kemudian membawa bayinya pulang. Kendati demikian, sesampainya di rumah, nama gelang yang ada di kaki bayi berbeda atau tertulis nama pasien lain. 

"Jadi Kamis (21 Juli 2022) itu semakin gelisah dan curiga bahwa ini bukan anak saya. Meskipun saya sayang sama dia, tapi hati nurani bertanya-tanya," ujarnya.
Saat pihaknya mengonfirmasi ke rumah sakit, suster mengatakan bahwa hanya gelang yang tertukar. 

"Terus suster sambil membentak kalau itu cuman gelang saja yang ketukar," kata dia.

Akhirnya, selama satu tahun, Siti Maulia merawat bayi yang diduga milik orang lain sembari terus berupaya membuktikan sang bayi bukan anaknya.

Empat bulan kemudian, tepatnya pada November 2022, Siti meminta alamat pasien B yang diduga ibu dari bayi yang tertukar. 

"Saya dan pasien B dimediasi di rumah sakit. Tapi sampai sekarang enggak ada titik terang," ujarnya. 

Di tengah mediasi, pasien B membantah anaknya telah tertukar dengan anak Siti.
Upaya mediasi pun tak membuahkan hasil, hingga Siti memutuskan untuk melalukan tes DNA. Hasil tes DNA tersebut menyatakan bahwa bayi yang dibawa pulang Siti bukanlah anak kandungnya.

"Saya akhirnya melapor ke polisi dan meminta bantuannya segera ditolong minta carikan anak saya. Sama pihak rumah sakit saya minta segera temukan anak saya supaya bisa kembali lagi, saya bisa mangku dia lagi," jelasnya.

Baca Juga : QQ289 Bonus Bagi Bonus New Member 20% Maksimal Rp 200.000



Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako mengatakan, peristiwa tersebut baru diketahui secara resmi oleh rumah sakit pada Mei 2023 atau 11 bulan setelah kejadian.
RS kemudian mencocokkan data administrasi dengan bayi pasangan suami istri Thabrani dan Siti.

Berdasarkan data administrasi dan rekam medis, ujar Gregg, memang saat itu ada dua bayi laki-laki yang baru dilahirkan. Kedua perempuan yang bayinya diduga tertukar itu dipanggil untuk melakukan tes DNA dan pengujian di laboratorium di Jakarta.

Namun, saat itu, ibu lain yang merupakan warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor, tidak pernah mau datang atau bersedia tes DNA. Saat ditanya alasan pasien B menolak untuk tes tanpa diketahui alasannya.

Hingga pada akhirnya pada 12 Agustus pasien B bersedia melakukan tes DNA . Rumah sakit memfasilitasi dan telah menunjuk lembaga laboratorium di Jakarta.

Akhirnya pada tanggal 21 Agustus 2023 hasil tes DNA telah keluar dan membenarkan kedua bayi memang tertukar.

Dengan bantuan dari Polres Bogor dalam konferensi pers pada 25 Agustus 2023 , Kedua ibu telah dipertemukan diselimuti rasa haru dan sedih mereka kini harus kembali menukarkan anak yang sudah setahun lebih mereka rawat.

Dari konferensi pers ini dihasilkan beberapa poin. Bayi tertukar itu juga diangkat menjadi anak angkat Polres Bogor. Sehingga, tanggung jawab atas kedua bayi juga menjadi tanggung jawab Polres Bogor. 

Orang tua kedua bayi pun membuat laporan dan akan menuntut pihak Rumah Sakit Sentosa atas kelalaian yang menyebabkan bayi mereka tertukar.

Sementara itu 5 perawat yang dulu menangani persalinan ini telah dipindah tugaskan ke bagian administrasi dan tidak dipekenankan melakukan tugas di bagian persalinan. Serta bidan yang terlibat telah dinonaktifkan. 

Harapan kedua ibu pun kedepannya akan tetap menjalin silaturahmi dan hubungan baik. Karena bagaimana pun kedua bayi ini telah terikat menjadi saudara sepersusuan.