QQ289 - SITUS ONLINE TERPERCAYA 

Gula merupakan zat yang sangat diperlukan tubuh. Kegunaan utama dari gula adalah untuk bahan bakar utama tubuh dan menghasilkan energi.

Gula dapat berasal dari nasi , singkong , kentang , tepung-tepungan , dan gula pasir beserta turunannya yang memiliki rasa manis.

Khusus dalam pembahasan ini adalah mengenai gula pasir. Meskipun rasanya manis ternyata dapat membawa kepahitan dan dampak buruk jika dikonsumsi diluar batasnya.

Normalnya batas harian konsumsi gula adalah 13.6 gram. Jika diatas itu tentunya bahaya mengintai dalam tubuh anda.

Menurut data kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan 6% konsumsi gula diatas batas normal. Hal ini karena makanan pokok kita adalah nasi yang sudah mengandung karbohidrat dan zat gula. Belum lagi pola konsumsi masyarakat yang gemar menyantap cemilan. Cemilan umumnya terbuat dari bahan yang bertepung dan memiliki rasa rasa tambahan asin dan manis. Faktor inilah yang menjadikan angka konsumsi gula masyarakat Indonesia membengkak diatas batas normal konsumsi harian.

Alangkah lebih bijak jika kita mampu mengontrol konsumsi gula harian setelah tahu dampak buruknya.
Lantas apa sajakah dampak buruk dari konsumsi gula yang berlebih ? Berikut pembahasannya.


1. Meningkatkan Insulin 

Menurut Vasanti Malik, ScD, ilmuwan peneliti di Harvard T.H. Chan School Public of Health, Amerika Serikat, salah satu efek langsung gula pada tubuh adalah pelepasan lebih banyak insulin, yang kerjanya adalah mengatur gula darah.

“Gula dalam minuman diserap sangat cepat, yang menyebabkan peningkatan cepat glukosa darah dan insulin,” kata Vasanti.

“Lama-lama, ini bisa mengakibatkan resistensi insulin (tubuh lebih butuh lebih banyak insulin untuk bisa efektif) dan membuat metabolisme seseorang menjadi buruk,” lanjutnya.

Gula yang alami yang terdapat pada buah tidak memiliki efek negatif yang sama. Ini karena buah juga diperkaya serat yang membantu memperlambat penyerapan.


2. Menyebabkan Berat Badan Meningkat

Tubuh membutuhkan gula untuk energi, tetapi sisinya disimpan sebagai lemak. Dalam beberapa studi, konsumsi gula tambahan dikaitkan dengan penambahan berat badan dan obesitas, yang pada gilirannya bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Bagaimana ini bisa terjadi memang rumit, tapi mungkin ada hubungannya dengan peradangan tingkat rendah akibat obsitas dan resistensi insulin. Sebagai tambahan, konsumsi gula tambahan juga dihubungkan dengan peningkatan lingkar pinggang (alias lemak perut), sebuah faktor risiko independen untuk penyakit jantung.


3. Meningkatkan Tekanan Darah Tinggi Dan Resiko Penyakit Jantung 

tudi dari American Medical Association tahun 2014 menunjukkan bahwa efek buruk gula pada tubuh dikaitkan dengan peningkatkan LDL atau kolesterol jahat dan kematian akibat penyakit jantung.

Tekanan darah tinggi dan diabetes adalah kondisi yang saling berhubungan. Studi membuktikan bahwa penderita tekanan darah tinggi berisiko 3 kali lipat mengalami diabetes dalam 5 tahun dibandingkan orang-orang yang tekanan darahnya normal. Meski demikian, tak semua penderita tekanan darah tinggi akan mengalami diabetes. Ini karena kejadian tersebut bergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah bagaimana kontrol terhadap tekanan darah.

Mengenai kaitan diabetes dengan penyakit jantung, data menunjukkan bahwa orang-orang yang mengonsumsi gula 25 persen lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan ternyata berisiko dua kali lipat lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakit jantung.


4. Mengacaukan Sinyal Otak 

Meski tak terbukti bikin kecanduan, tapi gula tampaknya punya efek tersendiri pada otak. Makanan yang padat energi yang rasanya manis dapat memicu keinginan kuat untuk konsumsi makanan manis di bagian otak yang disebut sistem limbik. 

Kondisinya diibaratkan seperti melatih otak untuk menyukai dan menginginkan makanan manis, dan ini bisa sebabkan peningkatan konsumsi. Tak hanya itu, gula juga mungkin dapat merangsang pusat kesenangan otak, mirip dengan cara kerja narkotika.


5. Tubuh Tetap Akan Merasa Lapar Setelah Konsumsi Gula 

Karena anda tidak mendapatkan nutrisi yang memadai saat mengonsumsi gula, bisa jadi setelahnya Anda tetap merasa lapar. Menurut sebuah studi di Australia yang dimuat di jurnal medis “Behavioral Neuroscience” tahun 2011, tingginya asupan gula rafinasi dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk menyadari bahwa Anda sudah kenyang. Plus, dengan minuman manis, kalori dari gula dalam bentuk cairan tidak dianggap mengenyangkan.


6. Bisa Menyebabkan Hati Gemuk

Terlalu banyak konsumsi gula akan memicu perubahan gula menjadi lemak di sel-sel hati. Akibatnya, sel-sel hati mengalami penumpukan lemak. Kondisi ini disebut sebagai fatty liver (perlemakan hati) non alkoholik.


7. Membuat Gigi Berlubang 

Konsumsi gula memang sering dikaitkan dengan masalah pada gigi. Gula merupakan karbohidrat yang dapat difermentasikan dan memiliki sifat kariogenik.

Artinya, gula akan diubah oleh bakteri menjadi asam yang dapat merusak gigi, sehingga gigi menjadi berlubang.